Guruku Keren Sekedar mengingat-ingat masa lalu, inilah beberapa orang guru yang pernah mengajari saya, yang berkesan dalam benak saya.
Sekolah Dasar:
Bapak Djainudin.
Beliau mengajar di tahun-tahun terakhir saya SD, beliau terlihat sangat pintar bagi saya dimana dalam satu kelas hanya seorang guru yang bertanggung jawab dan mengajar semua mata pelajaran yang ada, kecuali mata pelajaran agama dan olah-raga. Beliau orangnya tegas dan kalau marah galak sekali, tapi sebenarnya beliau guru yang sangat-sangatlah baik hati dan pengertian. Dan pada kemudiannya beliau menikah dengan Ibu O-om seorang guru baru cantik dan ramah yang juga pernah mengajar di kelas saya.
Ibu O-om.
Nama beliau dibaca Oo… om, tidak tahu apakah itu nama aslinya atau hanya nama panggilan, waktu itu beliau adalah guru yang baru masuk mengajar di SD saya, saya lupa apakah dia hanya sebagai guru pengganti, magang atau apa, yang jelas beliau pernah mengajar di kelas saya, orangnya ramah, lembut dan sayang dengan muridnya, kadang terlihat canggung dan takut, apalagi dengan Bapak Djainudin. Kalau menurut saya sih Ibu O-om dan Bapak Djainudin adalah pasangan yang serasi, pernah sekali saya dan teman-teman bertandang ke rumah mereka di daerah Depok I.
Sekolah Menengah Pertama:
Bapak Asmuni.
Beliau posturnya gemuk dan berwajah bulat, mengajar Bahasa Inggris, orangnya ramah dan cara bicaranya lucu agak sedikit kewanita-wanitaan, beliau salah satu guru yang menaruh perhatian pada saya, sering mengajak bicara dan menanyakan apa yang belum saya mengerti dari pelajarannya, dan juga beliau paling sering menyuruh saya membaca buku pelajaran di depan kelas (ah, dulu saya sedikit sebal akan hal ini).
Bapak Cornelius.
Beliau berkulit hitam agak kurus dengan rambut keriting khas penduduk Indonesia bagian timur, cara bicaranya cempreng, sering sok tegas dan marah-marah, karena gayanya yang aneh dan unik maka sering jadi olok-olok teman-teman sekolah saya, bahkan beliau punya julukan "Pithecanthropus Erectus" sesuai dengan mata pelajaran yang diajarnya yaitu pelajaran sejarah.
Sekolah Menengah Atas:
Bapak Marbun.
Beliau dari marga Batak dan berpenampilan wibawa dan tegas, mengajar Fisika dengan cara mengajar mudah saya mengerti, beliau paling tidak suka jika ada yang tidak memperhatikan pelajarannya dan senjata andalannya adalah penghapus papan tulis, jika ada yang becanda dibelakang maka akan terkena timpukan benda kayu kotak penuh serbuk kapur itu, yang paling saya perhatikan adalah celana beliau yang selalu sama desainnya, tanpa sabuk dengan pengait berkancing pada bagian atasnya. Meskipun sering nampak galak tapi beliau suka sekali becanda apalagi dengan murid-murid perempuan hingga dikatakan genit oleh teman-teman saya yang laki-laki.
Ibu Sri.
Sebetulnya saya agak lupa nama beliau karena kami lebih sering memanggil beliau dengan Ibu Ekop, sesuai dengan mata pelajaran Ekonomi dan Koperasi yang diajarnya, beliau adalah guru yang keibuan, cara bicaranya lembut dan tidak pernah marah, meskipun oleh teman-teman saya pelajarannya dianggap membosankan tapi bagi saya ini pelajaran yang menyejukkan, apakah karena beliau mirip dengan Ibu saya yang ke-jawa-jawaan? Entahlah. Tapi ada satu kejadian yang sangat saya sesali, yaitu saat saya terpengaruh ajakan teman-teman untuk membolos mata pelajaran beliau dan tetap nongkrong di perpustakaan setelah jam istirahat usai, dan celakanya ternyata beliau tahu kalau saya dan teman-teman tidak masuk ke kelasnya, tapi ternyata beliau tidak marah dan hanya memberi nasihat yang sangat menyentuh hati saya. Maafkan saya Bu.
Sekolah Tinggi:
Ibu Peni Sawitri.
Beliau adalah wali kelas saya di tahun-tahun pertama saya masuk kuliah, namanya unik karena punya arti lain jika nama belakangnya hanya berupa singkatan satu huruf. Beliau menjadi dosen favorit di kelas saya karena selain cantik dan supel, beliau enak diajak ngobrol dan diskusi apa pun, beliau sangat perhatian pada anak didiknya dan pernah mau memenuhi undangan acara buka puasa bersama yang diadakan di rumah salah satu teman saya.
Ibu Windows.
Ya ampun saya lupa sama sekali nama beliau, mengajar Pengantar Windows dimana waktu masih merupakan barang baru di dunia perkomputeran, kalau bicara soal pelajaran yang diajarnya sih bisa dibilang agak aneh karena kita disuruh menghapal kombinasi penekanan tombol keyboard untuk mengoperasikan Windows, MS-Word dan kawan-kawannya, seperti Ctrl-S untuk menyimpan file, Alt-F untuk membuka menu atas dan seterusnya dimana semua itu bisa dilakukan dengan satu klik pada mouse. Tapi diluar itu, beliau ini adalah seorang dosen yang amat sangat cantik seperti artis, jadi saya dan teman-teman selalu menantikan mata pelajaran ini dan berebut untuk bisa duduk di depan, beliau sepertinya baru lulus jadi dosen karena terlihat sangat muda dan mungkin hanya beda beberapa tahun dari murid-murid yang diajarnya, tapi dasar mata keranjang semua, teman-teman saya pernah habis-habisan menggoda beliau hingga hampir menangis meninggalkan ruang kelas. Duh, jangan gitu dong guys, kalau dia ngambek kan kita juga yang rugi.
Itulah beberapa orang guru yang pernah memberikan ilmunya pada saya hingga saya bisa seperti ini, mohon maaf untuk yang tidak masuk dalam daftar saya di atas, bukannya saya melupakan Bapak dan Ibu guru, saya tetap menghormati dan sangat berterima kasih pada kalian semua.
Sekolah Dasar:
Bapak Djainudin.
Beliau mengajar di tahun-tahun terakhir saya SD, beliau terlihat sangat pintar bagi saya dimana dalam satu kelas hanya seorang guru yang bertanggung jawab dan mengajar semua mata pelajaran yang ada, kecuali mata pelajaran agama dan olah-raga. Beliau orangnya tegas dan kalau marah galak sekali, tapi sebenarnya beliau guru yang sangat-sangatlah baik hati dan pengertian. Dan pada kemudiannya beliau menikah dengan Ibu O-om seorang guru baru cantik dan ramah yang juga pernah mengajar di kelas saya.
Ibu O-om.
Nama beliau dibaca Oo… om, tidak tahu apakah itu nama aslinya atau hanya nama panggilan, waktu itu beliau adalah guru yang baru masuk mengajar di SD saya, saya lupa apakah dia hanya sebagai guru pengganti, magang atau apa, yang jelas beliau pernah mengajar di kelas saya, orangnya ramah, lembut dan sayang dengan muridnya, kadang terlihat canggung dan takut, apalagi dengan Bapak Djainudin. Kalau menurut saya sih Ibu O-om dan Bapak Djainudin adalah pasangan yang serasi, pernah sekali saya dan teman-teman bertandang ke rumah mereka di daerah Depok I.
Sekolah Menengah Pertama:
Bapak Asmuni.
Beliau posturnya gemuk dan berwajah bulat, mengajar Bahasa Inggris, orangnya ramah dan cara bicaranya lucu agak sedikit kewanita-wanitaan, beliau salah satu guru yang menaruh perhatian pada saya, sering mengajak bicara dan menanyakan apa yang belum saya mengerti dari pelajarannya, dan juga beliau paling sering menyuruh saya membaca buku pelajaran di depan kelas (ah, dulu saya sedikit sebal akan hal ini).
Bapak Cornelius.
Beliau berkulit hitam agak kurus dengan rambut keriting khas penduduk Indonesia bagian timur, cara bicaranya cempreng, sering sok tegas dan marah-marah, karena gayanya yang aneh dan unik maka sering jadi olok-olok teman-teman sekolah saya, bahkan beliau punya julukan "Pithecanthropus Erectus" sesuai dengan mata pelajaran yang diajarnya yaitu pelajaran sejarah.
Sekolah Menengah Atas:
Bapak Marbun.
Beliau dari marga Batak dan berpenampilan wibawa dan tegas, mengajar Fisika dengan cara mengajar mudah saya mengerti, beliau paling tidak suka jika ada yang tidak memperhatikan pelajarannya dan senjata andalannya adalah penghapus papan tulis, jika ada yang becanda dibelakang maka akan terkena timpukan benda kayu kotak penuh serbuk kapur itu, yang paling saya perhatikan adalah celana beliau yang selalu sama desainnya, tanpa sabuk dengan pengait berkancing pada bagian atasnya. Meskipun sering nampak galak tapi beliau suka sekali becanda apalagi dengan murid-murid perempuan hingga dikatakan genit oleh teman-teman saya yang laki-laki.
Ibu Sri.
Sebetulnya saya agak lupa nama beliau karena kami lebih sering memanggil beliau dengan Ibu Ekop, sesuai dengan mata pelajaran Ekonomi dan Koperasi yang diajarnya, beliau adalah guru yang keibuan, cara bicaranya lembut dan tidak pernah marah, meskipun oleh teman-teman saya pelajarannya dianggap membosankan tapi bagi saya ini pelajaran yang menyejukkan, apakah karena beliau mirip dengan Ibu saya yang ke-jawa-jawaan? Entahlah. Tapi ada satu kejadian yang sangat saya sesali, yaitu saat saya terpengaruh ajakan teman-teman untuk membolos mata pelajaran beliau dan tetap nongkrong di perpustakaan setelah jam istirahat usai, dan celakanya ternyata beliau tahu kalau saya dan teman-teman tidak masuk ke kelasnya, tapi ternyata beliau tidak marah dan hanya memberi nasihat yang sangat menyentuh hati saya. Maafkan saya Bu.
Sekolah Tinggi:
Ibu Peni Sawitri.
Beliau adalah wali kelas saya di tahun-tahun pertama saya masuk kuliah, namanya unik karena punya arti lain jika nama belakangnya hanya berupa singkatan satu huruf. Beliau menjadi dosen favorit di kelas saya karena selain cantik dan supel, beliau enak diajak ngobrol dan diskusi apa pun, beliau sangat perhatian pada anak didiknya dan pernah mau memenuhi undangan acara buka puasa bersama yang diadakan di rumah salah satu teman saya.
Ibu Windows.
Ya ampun saya lupa sama sekali nama beliau, mengajar Pengantar Windows dimana waktu masih merupakan barang baru di dunia perkomputeran, kalau bicara soal pelajaran yang diajarnya sih bisa dibilang agak aneh karena kita disuruh menghapal kombinasi penekanan tombol keyboard untuk mengoperasikan Windows, MS-Word dan kawan-kawannya, seperti Ctrl-S untuk menyimpan file, Alt-F untuk membuka menu atas dan seterusnya dimana semua itu bisa dilakukan dengan satu klik pada mouse. Tapi diluar itu, beliau ini adalah seorang dosen yang amat sangat cantik seperti artis, jadi saya dan teman-teman selalu menantikan mata pelajaran ini dan berebut untuk bisa duduk di depan, beliau sepertinya baru lulus jadi dosen karena terlihat sangat muda dan mungkin hanya beda beberapa tahun dari murid-murid yang diajarnya, tapi dasar mata keranjang semua, teman-teman saya pernah habis-habisan menggoda beliau hingga hampir menangis meninggalkan ruang kelas. Duh, jangan gitu dong guys, kalau dia ngambek kan kita juga yang rugi.
Itulah beberapa orang guru yang pernah memberikan ilmunya pada saya hingga saya bisa seperti ini, mohon maaf untuk yang tidak masuk dalam daftar saya di atas, bukannya saya melupakan Bapak dan Ibu guru, saya tetap menghormati dan sangat berterima kasih pada kalian semua.
Tulisan ini dikirim oleh Jojon
No comments:
Post a Comment